Oklik
merupakan salah satu seni musik khas bojonegoro yang berasal dari
bambu yang dibunyikan dengan irama teratur sehingga membangun musik kreatif
berunsur akustik dengan suara enak didengar.Oklik sendiri pada awalnya berasal
dari desa subantoro.
SEJARAH
sejarah oklik di mulai pada zaman kerajaan, dari bencana
yang melanda sebuah daerah dan daerah tersebut kini dikenal dengan
Bojonegoro.Pada zaman Majapahit. Bencana tersebut berupa “Pageblug”. Pageblug sendiri
sebenarnya adalah sebuah bencana
penyakit. Dan biasanya menyerang dengan , misalnya pagi sakit dan
sorenya meninggal. Pada saat itu semua masyarakat daerah setempat tidak
mengetahui apa penyebab pasti dari penyakit tersebut dan mereka juga tidak
mengetahui obat apa yang bisa menyembuhkan penyakit tersebut.Sampai pada
akhirnya para resi, sesepuh desa dan seluruh warga berkumpul dan berdoa sampai
mendapatkan sebuah wisik atau bisiskan (jawaban). Setelah itu woro-woro (memberikan
pengumuman) kepada seluruh warga untukmengambil bamboo satu ros dan kemudian di
pukul mengelilingi desa, membersihkan gerumbul, ilinono banyu mampet
(mengalirkan air), nanduro temu ireng, temu lawak( bertanam tanaman temu ireng,
temu lawak) atau sekarang lebih di kenal dengan sebutan tanaman toga, dan yang
terakhir membangun cangkruk atau gerdu. Sehingga hasil dampak positif dari
pengumuman atau woro-woro tersebut seluruh penyakit hilang. Karena pada setiap
woro-woro atau pengumuman tersebut memiliki tujuan masing –masing seperti membersihkan
gerumbul yaitu dengan membersihkan berbagai kotoran yang berada di lingkungan
rumah dan lingkungan sekitar seluruh penyakit akan hilang dengan segera,
ilinono banyu mampet (mengaliri air) yaitu dengan memperbaiki saluran air yang
tidak dapat mengalir juga dapat membantu mengatasi penyakit karena air juga
memiliki fungsi untuk membantu membasmi penyakit, nnaduro temu ireng, temu
lawak (bertanam tanaman temu ireng, temu lawak) yaitu dengan menanam berbagai
tanaman obat-obatan dapat membantu masyarakat dengan mudah untuk menyembuhkan
berbagai penyakit dan membangun cangkruk atau gerdu yaitu di gunakan sebagai
alat komunikasi oleh masyarakat setempat ketika berada di cangk, komunikasinya
di lakukan dengan memainkan bamboo tersebut secara bersautan anatara cangkruk
yang satu dengan cangkruk yang lain dengan tujuan untuk menanyai orang-orang
yang keluar masuk desa untuk menghindari adanya maling.Pada saat itu juga
banyak masyarakat nakal yang memanfaatkan keadaan tersebut dengan mencuri ,
duratmaka (maling).
Pola irama
pada oklik berasal dari memainkan oklik ketika berada pada cakruk. Pola irama
terdiri atas 4 yaitu terdapat cara memukul dengan arang-arang, cara memukul
dengan kerep, cara memukul dengan di gedoki, cara memukul dengan klur. Sehingga
dari cara memainkan yang berbeda-beda tersebut teimbulah sebutan oklik yaitu
berasal dari “klik klok klik klik klok klik”.Sehingga pola irama 4 tersebut di
sebut kinthel arang, kinthel kerep , gedog,dan klur.Dan setiap bagian mempunyai
fungsi berbeda meskipun instrumennya sama.Hal itulah yang mmebuat kesenian
music oklik berbeda dengan kesenian music yang berasal dari daerah lain.
Sedangkan nyanyian yang di sampaikan dengan alat music oklik tersebut
bertemakan sesuai dengan woro-woro atau lebih tepatnya berkaitan dengan
lingkungan hidup. Didalam oklik juga menyajikan drama dan tari. Sehingga pada
saat itu oklik berkembang di wilayah Bojonegoro dan di wilayah luar Bojonegoro.
Lambat laun kesenian tersebut mendapat pengaruh dari budaya luar seperti
muncullah gitar, drum. Drum bisa juga di sebut sebagai oklik inggris. Perbedaan
antara drum dengan oklik adalah jumlah pemainnya drum bisa di mainkan hanya
oleh satu orang sedangkan oklik bisa dimainkan oleh empat orang sehingga hal
itu juga mencerminkan tentang karakter bangsa Indonesia. Kesenian bangsa
Indonesia lebih mengarah pada kebersamaan atau gotong royong
Kesenian oklik sendiri sudah dikenal oleh masyarakat luas ,
bahkan sudah di kenal oleh nasional.Oklik sendiri sudah pernah di bawa ke
Jakarta tepatnya di TMII dalam acara pemberdaayaan kesenian tradisi, di Jawa
Timur, Makassar tepatnya pada acara Makassar forum pada tahun 1999 dalam acara
tersebut di hadiri oleh seluruh dunia (internasional) dalam acara tersebut
Bojonegoro mewakili Jawa Timur.
Maaf mind mau tanya ini referensinya dari mana ya?
ReplyDelete